Selasa, 20 Agustus 2013

Ku Ingin

Bagiku hidup ini mudah dan indah. Saat ku lapar ku punya makanan, tak pernah terbesit sedikit pun rasa iri kepada orang yang bisa menyantap menu yang mahal dan lezat karena yang ku makan sudah membuatku kenyang. Saat ku bosan, aku bisa menonton tv atau membaca berita sepakbola di internet, selain itu ada pilihan yaitu main game sepuasnya, tak pernah terbesit di pikiranku untuk pergi nonton ke bioskop, atau membeli perlengkapan game dengan harga mahal karena yang ku punya sudah membuatku senang. Saat aku sedih, aku bisa bermain gitar dan menciptakan lagu, menulis puisi dan menggambar. Tak perlu aku harus bercerita dan meluapkan perasaan kepada orang lain tentang apa yang mereka tidak terlalu pedulikan yaitu kesedihanku, bagiku kesedihanku itu sesaat dan apa yang aku lakukan dapat menghiburku.

Aku tak ingin sekedar memperdulikan tentang diriku saja, aku seharusnya lebih peka, lebih menyadari, lebih bahagia karena kehadiran keluargaku, teman-temanku, dan tetanggaku, karena mereka bagian dari hidupku yang selalu membantuku dan mewarnai duniaku. Sering aku khilaf, tidak memperdulikan mereka, selalu asyik dengan kemauan sendiri dan memandang mereka dengan sangat kasar, aku memang orang terlalu cemas sebenarnya, ingin mereka menjadi apa yang aku harapkan, sebenarnya itu lah kesalahanku di dalam dunia yang sebenarnya tidak pernah membuatku merasa sulit, aku hanya sulit mempercayai perilaku yang mereka lakukan, dalam istilah barat, aku ini negative thinking. Aku ingin menghilangkan hal itu, semoga aku bisa, mempercayai mereka sepenuhnya, dalam artian, kalaupun mereka memang benar punya sifat yang mengecewakanku, aku yang akan mencoba membuat mereka berubah dengan masukan, semoga aku dapat menjadi seperti itu dan konsisten.

Bagiku, sulit untuk menimbulkan kedewasaan dalam diri karena aku terlalu berperilaku seperti anak kecil seperti bercanda, mudah marah, cerewet dan membantah kata-kata orang didekatku. Sulit sekali mengeluarkan jiwa kedewasaan yang harus kudapatkan saat ini karena aku berumur 18, tetapi aku masih belum bisa berfikir tentang rencana masa depan, memikirkan perasaan orang lain, fokus tentang suatu pembicaraan, maupun menjalankan apa yang sudah menjadi tanggung jawabku. Aku mudah lupa tentang suatu tugas yang dibebankan kepadaku, jadi kalau aku terima tugas, aku harus coba mengerjakannya saat itu juga, kalau bisa dikerjakan maka langsung ku kerjakan, kalau tidak kukerjakan saat itu seringkali aku lupa, aku bukan orang yang ter-schedule hidupnya. Aku pun sering kali bingung dalam menentukan tindakan, mana yang harus kulakukan pertama, kedua, dst. Aku benar benar menjadi remaja yang terlalu ‘muda’ dalam bersikap alias masih belum bisa mengatur kapasitas diri. Saat aku mengacuhkan suatu tindakan yang tidak akan bisa ku kerjakan bersamaan, maka aku kecewa mengapa tindakan tersebut aku acuhkan dan mementingkan tindakan lainnya. Aku ingin menjadi orang yang lebih dewasa dan peka pada setiap orang, memandang orang itu semua sama dan memperdulikan apa yang mereka ingin sampaikan dan mengatasi masalah mereka. Selalu ku coba untuk melihat apa yang orang ingin sampaikan kepadaku, terkadang memang aku pedulikan mereka, tetapi ada suatu saat dimana aku betul-betul malas untuk berbicara dengan mereka dan itu tiap hari pasti ada, negative thinking-lah yang mengganggu hidupku, aku terlalu takut mereka menjadi apa yang tidak aku harapkan, bahkan menjadi seperti orang yang aku benci, sejujurnya aku masih trauma terhadap kegagalan mendapatkan cinta seseorang, itu yang membuat aku tidak berhenti untuk membenci seseorang karena sifatnya yang tidak cocok denganku, tetapi sifatku ini perlahan agak menghilang, ketika aku mengingat orang yang aku benci dan ada orang yang sifatnya agak mirip dengan dia, aku hanya badmood 1-2 detik, lalu ku coba berfikir positive dengan “setiap orang pasti punya perbedaan”, atau “mereka semua itu berjasa untukku”, kata-kata itu membuatku agak tenang.

Aku ingin memberikan yang terbaik untuk mereka yang ada disekitarku, aku tidak perduli apapun soal diriku, keluargaku sudah terlalu banyak memberikan kebahagiaan untukku, akulah yang harus mengisi hari dengan kebahagiaan untuk mereka maka kebahagiaan untukku akan datang dengan sendirinya, aku percaya, karena mereka aku dapat menjadi lebih kuat, lebih berharga, dan lebih berani melakukan apapun. Aku takkan kenal lelah untuk menjadi yang terbaik untuk kalian, karena kalian selalu ada disaat yang tepat, aku sungguh-sungguh benar-benar ingin melihat kalian dengan pandangan yang tulus, penuh kasih sayang dan penuh rasa syukur karena kita tetap berkumpul, bercengkrama, bercerita dan berbagi kebahagiaan bersama.
Aku tidak perduli dengan hidupku, aku tidak perduli dengan keinginanku, yang aku inginkan adalah membahagiakan keluargaku, My Lovely Totally mom: Sri Susilawati Puji Ayu Larasati, My Energetic Funny Dad: Agus Salim, My Beautiful Popular Sister: Devina Nurul Aulia dan My Cool Specially Brother: Muhammad Raihan Triantara… I LOVE THEM VERY MUCH, BETTER THAN ANY PERSON IN THE WORLD