Sabtu, 05 Oktober 2013

Tugas Ekonomi Koperasi ke-2. Mengapa Koperasi Sulit Berkembang di Indonesia

Aditya Siswantara

Kelas : 2EB01

NPM : 2021 2254

Koperasi adalah salah satu Badan Usaha yang menjadi ciri masyarakat Indonesia karena sesuai dengan azas gotong royong yang dicanangkan Ki Hajar Dewantara, koperasi  dapat berkembang lebih baik jika kepengurusan dan aspek pembangunan koperasi ditata dengan rapi, tetapi koperasi dapat terus menurun pamornya jika dalam proses berdirinya tidak memperhatikan segi-segi kebutuhan masyarakat, berikut ulasan saya tentang hambatan-hambatan bagi koperasi sehingga sulit berkembang di Indonesia.:

1. Kualitas Sumber Daya Manusia Pengurus Koperasi Masih Rendah

Koperasi adalah sebuah badan yang tulang punggungnya adalah pengurus-pengurus yang harus memiliki sikap optimis, pekerja keras dan mampu memperhitungkan aspek-aspek kebutuhan masyarakat dengan modal yang ada, sumber daya manusia ini yang menjalankan koperasi dan berperan penting dalam pengelolaan harta yang dimiliki oleh koperasi, mengatur transaksi-transaksi yang dilakukan dengan mempertimbangkan aspek harga jual dan melakukan pembelanjaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan yang dicari oleh masyarakat,  oleh karena pengurus koperasi harus mampu memprediksi keadaan keuangan  masyarakat sekitar agar kebutuhan yang masyarakat inginkan dapat sejalur dengan apa yang koperasi sediakan, sumber daya manusia yang hebat dapat memilah-milah produk yang tepat untuk dijadikan persediaan barang dagang, dapat dengan tepat mencatat jumlah persediaan barang dagang saat melakukan pengecekan, dapat dengan rinci mencatat pengeluaran dan pemasukan koperasi pada satu periode. Sumber daya manusia yang baik harus dibina melalui lembaga pendidikan formal dan informal serta berbagai pelatihan yang dibuat oleh banyak lembaga-lembaga yang berbaik hati melakukannya, apabila pengurus dengan tingkat kematangan intelektualitas tinggi itu sudah ada di masyarakat, maka waktunya untuk koperasi menjaring anggota-anggota tersebut dengan perekrutan yang membuat calon pengurus dengan kemampuan hebat itu dapat menerima kesempatan kerja yang berlaku. Sumber Daya Manusia yang terlatih dapat meningkatkan kemampuan koperasi dalam menghadapi persaingan dengan mini market yang kian hari kian marak  tersebar di Indonesia. Sumber Daya Manusia yang mempunyai kualitas tinggi dapat membuat masyarakat dalam 1 lokasi memilih tempat tersebut sebagai lokasi pemenuhan kebutuhan.  Sumber Daya Manusia yang baik harus dapat menjalankan usaha dengan sepenuh hati, kesabaran menghadapi krisis, memiliki kemampuan pendekatan kepada mitra dan masyarakat dengan efektif tanpa bergantung kepada pemerintah.

2.  Koperasi Kurang Jeli dalam Memanfaatkan Peluang

Keputusan yang diambil oleh koperasi terkadang kurang tepat, sektor-sektor strategis yang umumnya harus dijamah oleh koperasi terkadang tidak pernah tersentuh, hasilnya koperasi terkesan jalan di tempat dengan laba seadanya. Penataan Kelembagaan harus dilakukan untuk membereskan struktur koperasi yang tidak berjalan efektif, seharusnya ada riset yang dilakukan dengan mencari data-data sektor-sektor usaha yang menjadi unggulan di wilayah tersebut, kalau ini berhasil maka perluasan usaha dapat dilakukan dengan cara yang sama di wilayah berbeda. Tingkat persaingan pasar yang menyebabkan kompetisi harga harus terus dipantau dan keputusan terbaik harus diambil sesuai dengan karakteristik konsumen. Cara selanjutnya yang harus dilakukan adalah perencanaan pasar antara lain:   tingkat kemungkinan barang yang dapat terjual, tingkat kemungkinan pendapatan per bulan,  biaya tetap dan variabel per bulan dan lain-lain. Selain itu, hal yang terkadang dilupakan adalah inovasi dalam bidang teknologi pembayaran untuk menyesuaikan tingkat teknologi usaha, inovasi untuk menyesuaikan selera konsumen, dan juga inovasi untuk menarik minat konsumen sebanyak-banyaknya.

Peluang usaha yang ada harus diambil dengan cara diimbangi dengan kemampuan pembiayaan dan investasi yang kita harus keluarkan sampai beberapa periode waktu ke depan. Hal itu dilakukan agar koperasi dapat tepat memilih bidang usaha yang akan menghasilkan laba yang sesuai dengan estimasi dan kemampuan mengembalikan modal yang tadi kita keluarkan.

3. Ketidakmampuan mengelola Koperasi hingga menjadi Skala Besar

Koperasi biasa yang mempunyai prospek yang besar bila dilihat dari angka laba yang dihasilkan dan jumlah barang yang terjual tentu mampu berkembang sampai menjadi Koperasi Skala Besar. Kemampuan menentukan lokasi yang tepat, mitra yang sesuai dan pengelolaan modal untuk dikonversikan menjadi barang dagang dapat membuat Koperasi tersebut ramai dikunjungi para konsumen. Unit Koperasi yang besar, baik itu simpan pinjam, koperasi produsen, koperasi konsumen, koperasi jasa dan koperasi pemasaran dapat menjadi pemicu usaha keras koperasi lain di seluruh Indonesia agar tingkat produktivitas dapat terus meninggi dan terus konsisten memacu diri untuk bersaing dalam dunia bisnis yang terbagi menjadi beberapa bidang. Transformasi wujud koperasi ini membuat sumber daya yang produktif dapat semakin baik dalam mengelola sumber pembiayaan dan teknologi. Ketidakmampuan mengelola Koperasi hingga menjadi skala besar disebabkan oleh faktor utama yaitu kurangnya partisipasi anggota dalam memupuk keuangan, padahal dibutuhkan investasi yang besar dipadukan dengan motif spekulatif yang menjunjung tinggi rasa percaya dalam aktivitas kepengurusan koperasi, sifat gotong royong harus terus dilakukan karena dapat membuat pekerjaan lebih cepat selesai dan tidak ada anggota yang memikul beban lebih berat dibanding anggota lainnya.

Pemberian tugas kepada orang yang tepat harus dilakukan, caranya yaitu mempertimbangkan kemampuan masing-masing anggota dengan hal-hal yang dibutuhkan koperasi dalam hal pengelolaan, orang-orang yang terpilih haruslah tepat karena diharuskan mengelola aktiva yang dimiliki oleh koperasi dengan kemampuan terbaik, salah satu kekurangan pengelolaan koperasi di Indonesia adalah jarangnya anggota memakai kemampuannya  untuk pekerjaan yang sesuai, bila right man in a right place ini tidak berjalan, maka sulit untuk koperasi untuk mengembangkan kemampuan produksinya, kurangnya orang-orang yang menjadi tutor untuk para anggota koperasi pemula atau saya sebut low skill member membuat aktivitas operasi seringkali tidak berjalan maksimal. Hasilnya terlalu mudah untuk ditebak, koperasi tidak berjalan maksimal dalam hal menghasilkan laba dan pembiayaan yang dilakukan tidak tepat sasaran. Ketelitian harus dijunjung dengan tinggi karena aspek-aspek dalam ekonomi sangatlah beragam dan tidak ada anggota yang benar-benar mengetahui keadaan ekonomi di dalam suatu masyarakat, oleh karena itu musyawarah harus sering dilakukan  untuk memberi keputusan yang terbaik dan sesuai dengan keinginan hati masing-masing anggota. Selain itu,  kurangnya komunikasi dengan ahli-ahli ekonomi menjadi faktor kunci dalam ketidakmampuan menjalankan anggota menjalankan fungsinya di koperasi secara efisien dan harus diatasi dengan sering diadakannya pertemuan pengurus koperasi antar daerah.


Referensi:
http://neriachairunnisa.blogspot.com/2013/04/cara-memanfaatkan-peluang-usaha.html

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=96:koperasi-besar-perlu-ada-di-setiap-provinsi-&catid=54:bind-berita-kementerian&Itemid=98

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1316:3-penyebab-koperasi-di-indonesia-sulit-berkembang&catid=50:bind-berita&Itemid=97

http://www.diskopumkm.pemkomedan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=80%3Akoperasi-besar-jadi-agen-perubahan&catid=1%3Alatest-news&Itemid=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar