Aditya Siswantara
Kelas: 2eb01
NPM: 2021 2254
Ruwet... itulah yang tergambarkan dari suasana jalan akses UI kelapa dua, angkot dan sepeda motor seakan mengantri untuk melintas jalan yang terlalu padat itu, tidak sedikit pengguna sepeda motor yang pegal dan hampir semua pengendara mobil kepanasan karena macet yang tak kunjung usai di jalan yang menjadi akses masyarakat Kota Depok pada umumnya dan para mahasiswa pada khususnya, tak jarang mahasiswa menjadi telat dan tidak bisa menimba ilmu secara penuh dalam kegiatan belajar mengajar karena macet telah membuat waktu banyak tersita, apalagi mahasiswa yang dikejar waktu praktikum, banyak yang terlambat untuk datang sesuai jadwal dan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum, tentunya banyak yang kecewa dan sedih karena kemacetan ini, berikut tulisan saya tentang ide-ide untuk mengatasi kemacetan di Indonesia terutama kota-kota besar Jabodetabek.
1) Kurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi
Jumlah kendaraan pribadi yang membengkak tak ayal membuat kepadatan jalan mencapai batas maksimal, mobil-mobil dengan berbagai tipe, merek dan ukuran dengan sabar menunggu giliran maju, padahal didalam kendaraan pribadi itu hanya ada beberapa orang saja bahkan hanya ada satu orang saja, padahal ukuran mobil yang besar sungguh membuat jalanan kota padat, sungguh pemborosan ruang ketika mobil masuk ke jalan dan hanya terdapat satu orang didalamnya, sedangkan bangku-bangku lain yang seharusnya terisi hanya membuat ruang jalanan menjadi sempit. Seharusnya apabila ada sekumpulan masyarakat yang tiap orangnya membawa satu mobil, mereka seharusnya bisa mengistirahatkan beberapa orang pengendara mobil dan mereka cukup jadi penumpang di salah satu mobil, dengan begitu pengendara mobil di jalan menjadi berkurang, begitu pula dengan motor, kalau ada yang bisa memboncengi sesama temannya, mengapa tidak, memboncengi satu orang pengguna motor lain sama saja mengurangi satu motor yang ikut andil dalam kemacetan jalan.
Dalam satu keluarga, jangan ada terlalu banyak kendaraan pribadi, cukup dua sampai tiga saja, kuotanya adalah satu mobil dan dua motor, bisa dipakai bergantian antara anak dan orang tua, kendaraan jangan dipakai pada waktu yang sama karena itu yang menimbulkan kemacetan, sekalipun dipakai di waktu yang sama itu apabila dalam satu keluarga memiliki tujuan yang berbeda, selain itu lebih baik gunakan satu kendaraan untuk mengangkut 3, 4, atau 5 anggota keluarga. Jalanan yang kecil, dimana lebar jalan hanya mampu menampung dua mobil saja, sungguh tidak sebanding dengan jumlah pengguna jalan yang selalu bertambah tiap harinya, tidak mengherankan ketika kemacetan terus terjadi siang dan malam karena sebagian besar pengguna jalan selalu melintasi di waktu yang sama, sesuai dengan aktivitas kerja para pegawai kantor, jadwal kuliah para mahasiswa dan jadwal sekolah para siswa. Petugas Lalu Lintas sehebat apapun tidak akan mampu mengatur kemacetan jalan secara penuh yang muncul di setiap persimpangan jalan karena jumlah kendaraan yang begitu banyak dan tidak sebanding dengan ukuran jalan yang kecil, yang bisa Petugas Lalu Lintas lakukan hanya meminimalisir kemacetan saja.
2) Jangan Tumpuk Semua Fasilitas di Satu Tempat
Petugas Tata Letak Kota haruslah memikirkan lokasi fasilitas Kota secara tersebar, bukan memusat, keadaan fasilitas Kota di Indonesia terlihat begitu memusat, bayangkan saja contoh kasusnya di Margonda, Depok, semua fasilitas kaum elite ada disitu, Seperti Depok Town Square Mall, atau Margo City, yang menjadi tempat belanja lengkap untuk para penghambur uang dan juga menjadi tempat hiburan lengkap untuk para orang berkantong tebal. Fasilitas kaum pelajar juga terletak di Margonda, seperti Universitas Gunadarma Kampus D, disinilah kaum pelajar dari berbagai daerah di Indonesia ingin menjadi kaum yang lebih baik lagi, yaitu kaum terpelajar, tempat lainnya yaitu tempat nongkrong, Se7en juga ramai ditempati mahasiswa-mahasiswi kaya. Selain itu ada juga warnet The Patch, Mediouz yang merupakan alternatif hiburan kaula muda yang ingin menikmati masa senggang waktunya. Sementara Rumah Sakit Bunda, perpustakaan, toko-toko elektronik dan berbagai fasilitas umum lain berada di tempat yang berdekatan, sebagian besar masyarakat selalu menjadikan tempat-tempat tersebut untuk keperluan hidupnya sehari-hari, oleh karena itu hampir semua orang melintasi aspal jalan tersebut pada waktu yang sama meski dengan kebutuhan yang berbeda-beda.
Tempat tujuan masyarakat Depok yang berupa fasilitas umum memang berdekatan sehingga kendaraan selalu menumpuk di ruas jalan yang sama apalagi tak sedikit pengendara motor maupun mobil yang berasal dari luar kota yang menambah panjang jejeran kendaraan yang melepas pedal gasnya. Seharusnya Petugas Tata Letak Kota memikirkan matang-matang tentang pembangunan fasiitas umum, jangan membangun Mall yang satu ruas jalan dengan Universitas, lebih baik Petugas Tata Letak Kota menolak proyek pembangunan Mall di wilayah itu karena akan menimbulkan penumpukan antrian kendaraan, karena orang yang ingin berbelanja dan ingin menimba ilmu di Universitas itu sama banyaknya, sehingga ketika mereka bertemu di satu ruas jalan hanya akan membuat jalanan tidak kondusif untuk dilintasi.
Fasilitas kota yang tersebar adalah hal yang terbaik, semisal Rumah Sakit, Restoran dan Mall dibangun di ruas jalan yang berbeda, tidak perlu terlalu jauh, karena akan menimbulkan pemborosan bahan bakar bagi pengguna kendaraan, tetapi cukup tersebar saja di sudut kota yang berbeda. Penyebaran fasilitas kota membuat jalan-jalan yang dilewati akan tertib, karena tiap masyarakat yang berbeda kepentingan akan mengambil jalan yang berbeda dan dengan begitu tidak ada lagi penumpukan yang kita takuti, tidak ada lagi keterlambatan sampai ke tempat tujuan bagi seseorang yang sedang dibawa oleh UGD dalam keadaan kritis, tidak ada lagi mahasiswa yang telat masuk kampus karena jalanannya terlalu padat dan membuat was-was, dan tidak ada lagi anak-anak yang kepanasan ketika mereka dalam perjalanan pulang ke rumah sehabis rekreasi. Salah satu kekurangan masyarakat Indonesia yang membuat jalanan di Indonesia selalu terhimpit kemacetan adalah karena masyarakat sudah terbiasa memarkir kendaraan mereka di pinggir jalan di gang mereka masing-masing karena mereka tidak punya garasi, kebiasaan ini seringkali terbawa di jalan raya, kadang mereka memarkir mobil mereka disamping jalan raya, itu yang membuat ruang di jalan raya berkurang karena terpakai oleh kendaraan yang bahkan tidak sedang dalam keadaan aktif untuk berpergian.
3) Perluasan Jalan
Salah satu alasan mengapa sering terjadi macet di jalanan adalah lebar jalan kurang proporsional, lebar jalan yang kurang proporsional akan membuat kapasitas kendaraan yang dapat melewati jalan tersebut jadi sedikit, sehingga kendaraan seringkali berdesak-desakan di ruas jalan yang sama, apabila keadaan ini terus terjadi untuk pengendara dengan jarak tempuh dekat, mungkin itu tidak akan menjadi masalah, tetapi untuk pengendara dengan jarak tempuh menengah hingga jauh, mungkin kekesalan terhadap kumpulan kendaraan di depannya yang tak kunjung maju terus bertambah.
Beberapa bangunan yang terletak di pinggir jalan dapat ditertibkan dengan cara pemberian uang pengganti kepada sang pemilik, jumlah pemberian uang pengganti harus di-negosiasikan terlebih dahulu, menurut saya nominal uang dalam pembebasan tanah haruslah besar bahkan lebih besar dari harga pasarnya, karena nilai historis bangunan yang sang pemilik punya tentu tinggi, mungkin saja bangunan yang rencananya akan dirubuhkan untuk perluasan jalan ini adalah tempat usaha yang sudah mempunyai pelanggan yang familiar dengan bangunan itu, alamat bangunan itu menjadi tolak ukur pelanggan dalam menyelenggarakan transaksi, tentu pelanggan sang pemilik bangunan harus mendapatkan informasi tentang tempat usaha baru yang dimiliki oleh sang pemilik bangunan. Pencairan uang pengganti haruslah cepat untuk mempermudah pembebasan lahan baru untuk perluasan jalan, dengan begitu sang pemilik bangunan yang ditertibkan dapat mencari lokasi baru untuk tempat tinggal maupun tempat usahanya.
Perluasan jalan memang butuh waktu, sekitar beberapa bulan untuk membuat jalan yang baru, kondisi jalan haruslah baik dan tidak berlubang oleh karena itu butuh material jalan yang baik untuk membuat jalan yang baru di bagian kiri jalan yang lama. Perluasan jalan haruslah dilakukan oleh perusahaan yang memenangkan tender dengan penawaran yang terbaik dari segi kualitas material dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembuatan jalan yang barang tentu dibiayai oleh negara, perluasan jalan haram hukumnya bila perusahaan yang dipilih untuk melakukannya adalah perusahaan yang berkaitan dengan praktik nepotisme yang dilakukan Penunjuk Proyek.
Referensi:
otak saya yang diberikan oleh ALLAH SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar