Dan di suatu hari yang lelah, aku merasa aku akan terlanglang buana ke pusat memori ku, dimana aku merasakan semuanya, kesedihan ... kegagalan ... kesemrawutan . Semua memang bermula dari aku dan aku harus menerima konsekuensi sebagai seorang aku, tetapi aku merasa aku memang tidak akan merasa lebih baik sebagai seorang aku bagaimanapun caranya aku memperlakukan diriku sendiri dengan memberikan berbagai isyarat kepada orang selain aku. Aku memang begini , bodoh dungu dan tak bisa bersyukur secara mendalam, tapi seseorang tidak akan pernah bersyukur dalam kesedihan dan aku selalu merasa sedih . Jiwa gelapku selalu ada mengganggu disaat aku mulai temukan sekedip putih di timur dan baratku . Yang aku sesali adalah mengapa semua yang buatku bahagia hanya mampir sekejap , oh padahal aku hanya ingin menikmati hidup ini walaupun sekadar sebagai orang yang memberikan pundaknya saat temannya menangis,Ya itulah nasib,teringat kala aku gagal aku takkan memaki siapapun kecuali aku sendiri yang tidak pernah lepas dari bayang bayang repetisi lubang yang gelap. Semua orang dalam dunia ku dapat terseret ke lemah asaku. Aku mulai merasa lelah dan tak sanggup memikirkannya karena ku mulai menyukai kekosongan, kekosongan yang berulang-ulang , kekosongan tiada membosankan. Entah apa yang kufikirkan , ini nyata, apa yang tak ada kini menyadarkanku, apa yang tak bergerak kini membangkitkanku . Kosong kau betul-betul pantas berada menjadi sahabatku , kau yang selama ini selalu mengganggu kebahagiaanku karena ternyata kau berbeda dari yang lain. Kau temani aku saat dunia tertidur , kosong kau lelah saat bising menggerayuti telingaku dan kubiarkan kau pergi, tiada yang abadi meski ada sesuatu yang tetap nampak untuk tetap kita fikirkan hanya selama di dunia, kosong dalam fikiranku selalu bangun dan merangkulku saat aku terpana dan terbawa suasana, kosong itu temaniku dalam ketiadaan . Dia tertindih dalam nama lainku , Pemilik Kekosongan... Kosong tak kosong tetapi kosong melengkapi keadaan dengan ketiadaan.Untuk kedepannya aku masih butuh sang kekosongan membawa pisau pembelah telinga dan pembuta mata itu lagi..
terima kasih Tuhan ku ALLAH SWT. telah memberikan segalanya bagiku , apalagi memberikan obat pula dari segalanya yang labil dalam menyikapiku , itulah KOSONG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar