Aditya Siswantara
2021 2254
1EB09
Pengertian Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Tanggung Jawab Sosial (Social
Responbility) merupakan etika untuk mempengaruhi
perilaku pribadi di lingkungan kerja atau suatu usaha bisnis agar dapat
menjalankan komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya. Contohnya
adalah : bertanggung jawab terhadap investor
untuk memaksimalkan pekerja, konsumen, profit, dan aspek bisnis lainnya.
1. BENTURAN TERHADAP
KEPENTINGAN MASYARAKAT
Proses produksi sering menghadirkan benturan kepentingan
antara masyarakat dengan perusahaan. Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan
(besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali karena perusahaan
menimbulkan polusi (udara, air limbah, suara bahkan mental kejiwaan).
Diperlukan pengelolaan lingkungan yang baik (dengan menerapkan AMDAL) agar
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi tidak merasa dirugikan.
Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Dalam mejalankan suatu tanggung jawab sosial, perusahaan
dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya
etika bisnis:
1. Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat.
Seringkali menghadapi kendala berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup
besar bagi perusahaan dan diperhitungkan dalam untung-rugi perusahaan. Sehingga
pengelolaan lingkungan dan sumbangan kepedulian kepada masyarakat sekitar seringkali
diabaikan.
2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme
pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan karya yang menjadi aspek pendorong
diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manajemen
terbuka, hubungan industrialis Pancasila, Pengendalian mutu terpadu dengan
gugus kendali mutunya merupakan contoh-contoh penerapan manajemen yang
berorientasi hubungan kemanusiaan.
2. DORONGAN TANGGUNG
JAWAB SOSIAL
Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis salah satunya adalah pada Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Manfaat penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi,
selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat
tersebut adalah, sebagai berikut :
a. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen parsitipatif. Hal ini menyebabkan semua aspek dapat dikerjakan, diperoleh, dan diawasi dengan maksimal.
b. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik. Hubungan baik ini adalah hal terpenting dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
c. Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan meningkatnya produktivitas kerja.
d. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari pemasaran suatu perusahaan.
e. Peningkatan mutu produksi yang disebabkan oleh terbentuknya rasa pengabdian dan kebahagiaan karyawan.
3. ETIKA BISNIS
Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan bisnis,yitu sebagai berikut:
a. Hubungan Antara Bisnis Dengan Konsumen: Merupakan
pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Pertemuan
selalu ada untuk membahas aspek harga dan kualitas suatu barang.
b. Hubungan Dengan Karyawan: Bentuk hubungan ini meliputi: penerimaan (recruitment), latihan (training), promosi, transfer, demosi, maupun pemberhentian (determination). Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalankan secara objektif dan jujur.
c. Hubungan Antar Bisnis: Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing, penyalur, grosir, maupun distributornya. Contoh hal yang didiskusikan yaitu: analisis harga dan kualitas produk yang harus menyesuaikan keinginan pasar, serta pengiriman barang ke daerah yang dianggap sebagai pusat pemasaran.
d. Hubungan Dengan Investornya: Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan yang keliru.
e. Hubungan Dengan Lembaga-Lembaga Keuangan: Hubungan dengan lembaga keuangan terutama Jawatan Pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan Laporan Keuangan. Kejujuran menjadi sangat penting disini karena menyangkut kepentingan masyarakat umum mengenai pajak. Perusahaan yang mempermainkan hal ini dianggap melanggar hukum, semisal: membuat laporan keuangan palsu yang disetujui oleh petugas pajak yang meminta uang dalam jumlah yang besar.
4. BENTUK - BENTUK
TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
Penerapan dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik masyarakat. Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
* Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan
alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker
pelindung, maupun pakaian khusus lainnya.
* Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi
sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
* Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat
pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang
hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan
kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
* Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Contohnya adalah Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan
bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya
dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak.
Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian
kerja.
* Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik
negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan
motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan
kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
Referensi:
>http://www.google.co.id/search
> http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis-20/
>http://www.google.co.id/search
> http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis-20/
> http://dwisetiati.wordpress.com/2010/12/20/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis/
>http://wahyudanu93.blogspot.com/2012/01/bab-13-tanggung-jawab-sosial-suatu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar