Nama: Aditya Siswantara
Kelas: 2EB01
NPM: 2021 2254
Sahabat adikku,
Ketika aku melihatmu di rumahku,
Aku berpura-pura berjalan untuk
melihat sekeliling,
Padahal aku melihat-lihat keadaan
hanya untuk melihatmu,
Kau datang kepadaku dan sesungguhnya
aku ingin berkata kepadamu.
Dan aku betul-betul menyukaimu,
Mungkin sampai kapanpun, aku siap
menunggumu untuk membalas cintaku,
Kurasakan rasa cinta yang besar
padamu,
Sebenarnya aku tidak punya waktu lain
untuk mengatakannya
Ku ingin bertemu denganmu di suatu
tempat,
Mungkin ketika kau sedang
berjalan-jalan dengan temanmu,
Aku akan berlari mengintaimu hanya
untuk melihat apa yang kau benar-benar inginkan,
Bisakah ku berikan itu untukmu?
Hari ini hanya kata-kata sapaan yang
bisa ku berikan
Kini kita sudah saling kenal sejak
lama,
Tetapi aku belum menemukan jalan untuk
lebih dekat denganmu
Kita kini terpisah jarak
Dan terpisah oleh rasa yang berbeda
Ku sangatlah mencintaimu tetapi kau mungkin
tak pernah mengingatku
Jika aku bisa menyusutkan dunia ini
Sehingga aku bisa mengikis sekat-sekat
di antara kita
Akhirnya ku dapat temukan kamu dan aku
terasa begitu dekat.
Sebuah kehidupan cinta adalah gambar
yang sering terlihat di hidup semua orang
Kita tak pernah diharuskan untuk
memikirkan hati yang berdarah,
Larilah secepat mungkin dari tempat
yang membuatmu terluka
Setiap tempat yang ku singgahi
bersamamu bisa membuatku melupakan kesedihanku
Kini disaat sepi, aku ingat betapa aku
merindukanmu,
Aku begitu kehilanganmu
Kau bagaikan adegan akhir sebuah film
yang mengubah hal-hal besar dalam ceritanya
Memecahkan kebingungan dan ku pun bernyanyi setelah sebelumnya hanya
bertanya-tanya.
Aku ingin sekali meneleponmu, tapi kau
selalu meninju maksudku dengan berjalan ke arah lelaki lain,
Memang aku merasa mencintaimu tetapi perasaan
kecewaku bagaikan memerangi rasa tulusku,
Jadi apa gunanya? Cinta dan perang
Lelaki lain mencoba menyelamatkan
perasaanmu yang memang tidak ingin denganku,
Seperti menyelamatkan dunia, apapun
akan dia lakukan untuk menghindarimu dariku
Akan tiba giliranku untuk berbicara
banyak, sekarang ku akan menahan kata-kata ku yang ganas
Kini ku terus menggigit lidah lidahku
sendiri, hingga berdarah
-Penulis puisi ini adalah rintik hujan
yang membasahi bumi, kecil, sedikit, tapi berarti-