Jumat, 29 November 2013

Tulisan untuk Ekonomi Koperasi ke-30. Cinta dan Kecewa


Nama:   Aditya Siswantara
Kelas:   2EB01
NPM:   2021 2254
 

Sahabat adikku,
Ketika aku melihatmu di rumahku,
Aku berpura-pura berjalan untuk melihat sekeliling,
Padahal aku melihat-lihat keadaan hanya untuk melihatmu,
Kau datang kepadaku dan sesungguhnya aku ingin berkata kepadamu.

Dan aku betul-betul menyukaimu,
Mungkin sampai kapanpun, aku siap menunggumu untuk membalas cintaku,
Kurasakan rasa cinta yang besar padamu,
Sebenarnya aku tidak punya waktu lain untuk mengatakannya

Ku ingin bertemu denganmu di suatu tempat,
Mungkin ketika kau sedang berjalan-jalan dengan temanmu,
Aku akan berlari mengintaimu hanya untuk melihat apa yang kau benar-benar inginkan,
Bisakah ku berikan itu untukmu?
Hari ini hanya kata-kata sapaan yang bisa ku berikan

Kini kita sudah saling kenal sejak lama,
Tetapi aku belum menemukan jalan untuk lebih dekat denganmu

Kita kini terpisah jarak
Dan terpisah oleh rasa yang berbeda
Ku sangatlah mencintaimu tetapi kau mungkin tak pernah mengingatku
Jika aku bisa menyusutkan dunia ini
Sehingga aku bisa mengikis sekat-sekat di antara kita
Akhirnya ku dapat temukan kamu dan aku terasa begitu dekat.

Sebuah kehidupan cinta adalah gambar yang sering terlihat di hidup semua orang
Kita tak pernah diharuskan untuk memikirkan hati yang berdarah,
Larilah secepat mungkin dari tempat yang membuatmu terluka
Setiap tempat yang ku singgahi bersamamu bisa membuatku melupakan kesedihanku
Kini disaat sepi, aku ingat betapa aku merindukanmu,
 Aku begitu kehilanganmu
Kau bagaikan adegan akhir sebuah film yang mengubah hal-hal besar dalam ceritanya
 Memecahkan kebingungan dan  ku pun bernyanyi setelah sebelumnya hanya bertanya-tanya.

Aku ingin sekali meneleponmu, tapi kau selalu meninju maksudku dengan berjalan ke arah lelaki lain,
Memang aku merasa mencintaimu tetapi perasaan kecewaku bagaikan memerangi rasa tulusku,
Jadi apa gunanya? Cinta dan perang
Lelaki lain mencoba menyelamatkan perasaanmu yang memang tidak ingin denganku,
Seperti menyelamatkan dunia, apapun akan dia lakukan untuk menghindarimu dariku
Akan tiba giliranku untuk berbicara banyak, sekarang ku akan menahan kata-kata ku yang ganas
Kini ku terus menggigit lidah lidahku sendiri, hingga berdarah

-Penulis puisi ini adalah rintik hujan yang membasahi bumi, kecil, sedikit, tapi berarti-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar