Kelas: 2EB01
NPM: 2021 2254
Sepakbola adalah
bagian hidupku, pencerah hidupku dari hari-hari membosankan, aku mencintai
sepakbola sudah sejak lama, pertama kali aku mengenal sepakbola adalah dari
klubnya, aku pernah dibelikan topi Liverpool oleh Embah Kakung-ku sekitar umur
5 tahun di dekat Monumen Nasional, aku merasakan kebanggaan setelah ku tahu
bahwa Liverpool adalah klub besar di sebuah cabang olahraga yang menyenangkan
untuk ditonton. Semenjak itulah aku mulai menyukai sepakbola, pemain pertama yang
aku suka adalah Iker Cassilas, aku sangat menyukai penampilannya di bawah
mistar Tim Nasional Spanyol pada kompetisi Piala Dunia 2002, tepatnya kala
berhadapan dengan Korea Selatan, aku sangat bahagia ketika penyelamatan demi
penyelamatan ia lakukan, tapi saat itu juga tangisan pertamaku karena
sepakbola, yang aku lihat di mataku kala itu ketika para pemain secara
bergantian menendang kearah gawang yang dijaga kiper, penendang demi penendang
berhasil memasukkan bola ke gawang, aku tidak ingat berapa kali Iker Cassilas
diperdayai oleh pengeksekutor penalti Korea Selatan, dan tiba-tiba pertandingan
berhenti ketika salah seorang pemain telah selesai menjalankan tugasnya sebagai
algojo, lalu pemain Korea Selatan bergembira, aku tak tahu mengapa, aku pun bertanya
kepada Ibuku, apa yang terjadi terhadap permainan itu, lalu ibuku bilang bahwa
Iker Cassilas(dan tentu saja Timnas Spanyol-nya) kalah pada permainan tersebut
karena tak mampu menjaringkan bola lebih banyak dalam babak yang dinamakan adu
penalti, aku yang masih baru mengenal sepakbola pun akhirnya baru mengetahui
bahwa Spanyol tersingkir dari Piala Dunia 2002, disaat itulah aku berlinangan
air mata karena aku fikir pengorbanan Iker Cassilas tiada berarti, itulah saat
kecil yang sangat lucu bila diingat karena begitu dalamnya perasaan banggaku
terhadap idolaku, Iker Cassilas sampai-sampai aku menangis karena ia kalah.
Semenjak saat
itu, aku mengenal satu demi satu pengetahuan tentang sepakbola, seingatku, aku
pemain timnas Jepang yang memakai
topeng, aku kira dia pahlawan di tim tersebut ataukah seseorang dengan rahasia
di wajahnya dan kelakuannya, aku perhatikan terus pemain itu tetapi tidak ada
perbedaan yang berarti dari permainannya, lalu aku paling ingat kecurangan
dalam sepakbola menurutku adalah disaat pemain yang berada dekat dan
membelakangi garis tepi lapangan, ketika dikawal oleh pemain dari tim musuh,
maka ia menendang bola sekeras-kerasnya hingga mengenai tubuh pemain dari tim
musuh itu dan kemudian memantul hingga melewati garis tepi lapangan sehingga si
penendang tadi mendapatkan lemparan ke dalam, itulah pemikiran-pemikiran
kecilku soal sepakbola saat aku masih menjadi pemula dalam hal pengamatan
sepakbola, aku pun mulai membaca koran, melihat skor pertandingan sepakbola, tentu dalam rubrik olahraga di
koran, hal yang sering ditulis adalah liga-liga Eropa, oleh sebab itu saya
sering sekali membaca mengenai tentang hal tersebut terutama Manchester United,
saat itu Manchester United cukup digdaya dengan sosok seperti Ruud Van
Nistelrooy yang sering sekali kulihat namanya tercantum sebagai pencetak gol di
bacaan surat kabar, atau David Beckham yang pertama kali ku kenal lewat
tendangan jarak jauhnya dari luar kotak penalti, hal yang membuat aku salut
adalah pesepakbola mampu menendang ke arah gawang dengan akurasi tinggi (dalam
hal ini ke pojok atas) dan dengan jarak yang cukup bahkan sangat jauh, saat itu
aku mengagumi kekuatan sang penendang, gol yang pertama kali kukagumi adalah
gol dari David Beckham. Aku sering melihat di surat kabar, Manchester United
sering memenangkan pertarungan sepakbola, aku lihat juga klasemennya, dari klasemen terlihat jumlah poinnya
sementara, lalu aku bandingkan dengan Klub dari liga-liga top Eropa lain,
meskipun Manchester United tidak berada di urutan teratas bila aku urutkan
dengan liga-liga top Eropa lainnya, tetap saja aku lebih menyukai Manchester
United, aku sangat senang bila ayahku telah membeli koran dan aku membaca
berita tentang kemenangan Manchester United di setiap minggunya, aku memang
tidak mengetahui saat itu bahwa Manchester United bukanlah klub kebanggaan masa
kecilku ketika pertama kali ku mengetahui sepakbola, ya memang benar, Liverpool
berbeda dengan Manchester United, aku mengira Manchester United itu adalah klub
yang pertama kali ku sayangi karena bajunya merah, sama dengan klub Liverpool,
tetapi pada akhirnya ku tahu bahwa Manchester United adalah klub yang berbeda
dan aku terus menyukai Manchester United karena saat itu peringkat di
klasemennya lebih baik dibanding Liverpool.
Saat aku
menginap ke rumah Embah Kakung dan Embah Putri-ku di daerah Sunter, Jakarta
Utara, aku sering begadang untuk menonton sepakbola, pertandingan yang kuingat
adalah ketika Manchester United berhadapan dengan Fulham, yang kalau tidak
salah pada saat itu Fulham masih diperkuat oleh Louis Saha, saat itu Manchester
United mampu menang atas Fulham, sebelumnya ketika aku menonton Manchester
United bertanding melawan Fulham, Manchester United tidak bisa menang dan
permainannya jauh dari harapan, dari situ kukira Fulham punya kekuatan magis
yang dengan hebatnya tidak mampu dikalahkan oleh Manchester United, saya
keringatan menonton pertandingan Manchester United melawan Fulham karena saya
menganggap, bagaimanapun caranya Manchester United tidak bisa mengalahkan
Fulham, begitu bodohnya diriku yang masih kecil karena menyangka sesuatu yang
tidak mungkin terjadi dalam dunia sepakbola.
Masa kecilku
memiliki liburan yang indah, ketika aku menginap di rumah Embah Kakung dan
Embah Putri-ku dulu, aku selalu menonton film di pagi hari, lalu tidur siang,
terkadang diperbolehkan bermain computer, aku selalu lupa password yang diberikan oleh pamanku dan aku selalu menanyakan lagi
ketika aku menyalakan komputer pada kesempatan selanjutnya, aku senang bila
diperbolehkan tidur di kamar pamanku yang biasa kupanggil Le Eko, aku senang
menyalakan kipas anginnya dan bereksperimen dengan kecepatan kipas anginnya serta tombol-tombol mode kipas tersebut. Saat malam
menjelang, aku selalu disajikan alpukat yang telah diberi gula dan juga air
sedikit lalu dihaluskan dengan menggunakan sendok oleh Embah Putri, kemudian
ketika aku mengetahui jadwal sepakbola di pagi, siang atau sore hari, aku pun
menonton pertandingan sepakbola tersebut di malam harinya, kadang kala aku
ditemani oleh Embah Kakung dan ia menanyakan informasi tentang para pemainnya,
aku pun mencoba menjelaskan sebisaku meskipun hanya sedikit saja yang bisa
kusampaikan. Malam hingga dinihari aku menonton sepakbola, dinihari adalah
waktunya Liga Spanyol dikala ku kanak-kanak, kalau tidak salah aku menonton
pertama kalinya di musim 2002/2003, saat itu aku memiliki rasa suka kepada klub
Valencia, tetapi tidak sebesar rasa suka ku kepada klub Manchester United, kala
itu Valencia menyajikan penampilan yang atraktif, aku sangat menyukai kemampuan
Pablo Aimar dalam mengolah si kulit bundar, mungkin karena pada saat itu aku
belum terlalu mengerti soal sepakbola, aku mengetahui ia pemain hebat karena ia
sering tersorot kamera, selain itu aku pun menyukai Canizarez, kipper Valencia
yang rambutnya ber-style layaknya
landak, lalu aku pun mengetahui kemampuan David Abelda sebagai bek, itulah
pengetahuan awalku tentang Liga Spanyol, hal yang menarik adalah ketika aku
bosan menonton, aku sesekali membalikkan badan dan menonton secara terbalik,
aku merasa sangat geli bila mereka melakukkan dribble dan menendang secara terbalik alias melawan gravitasi,
hahaha.
-Aku adalah bumi yang merindukan bintang, nampak begitu terang meski begitu jauh, oh bintang.... sinarmu hangatkan malamku-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar