Jumat, 29 November 2013

Tulisan untuk Ekonomi Koperasi ke-25. Aku dan Masa Kecilku tentang Sepakbola

Nama:   Aditya Siswantara
Kelas:   2EB01
NPM:   2021 2254

                 Sepakbola adalah bagian hidupku, pencerah hidupku dari hari-hari membosankan, aku mencintai sepakbola sudah sejak lama, pertama kali aku mengenal sepakbola adalah dari klubnya, aku pernah dibelikan topi Liverpool oleh Embah Kakung-ku sekitar umur 5 tahun di dekat Monumen Nasional, aku merasakan kebanggaan setelah ku tahu bahwa Liverpool adalah klub besar di sebuah cabang olahraga yang menyenangkan untuk ditonton. Semenjak itulah aku mulai menyukai sepakbola, pemain pertama yang aku suka adalah Iker Cassilas, aku sangat menyukai penampilannya di bawah mistar Tim Nasional Spanyol pada kompetisi Piala Dunia 2002, tepatnya kala berhadapan dengan Korea Selatan, aku sangat bahagia ketika penyelamatan demi penyelamatan ia lakukan, tapi saat itu juga tangisan pertamaku karena sepakbola, yang aku lihat di mataku kala itu ketika para pemain secara bergantian menendang kearah gawang yang dijaga kiper, penendang demi penendang berhasil memasukkan bola ke gawang, aku tidak ingat berapa kali Iker Cassilas diperdayai oleh pengeksekutor penalti Korea Selatan, dan tiba-tiba pertandingan berhenti ketika salah seorang pemain telah selesai menjalankan tugasnya sebagai algojo, lalu pemain Korea Selatan bergembira, aku tak tahu mengapa, aku pun bertanya kepada Ibuku, apa yang terjadi terhadap permainan itu, lalu ibuku bilang bahwa Iker Cassilas(dan tentu saja Timnas Spanyol-nya) kalah pada permainan tersebut karena tak mampu menjaringkan bola lebih banyak dalam babak yang dinamakan adu penalti, aku yang masih baru mengenal sepakbola pun akhirnya baru mengetahui bahwa Spanyol tersingkir dari Piala Dunia 2002, disaat itulah aku berlinangan air mata karena aku fikir pengorbanan Iker Cassilas tiada berarti, itulah saat kecil yang sangat lucu bila diingat karena begitu dalamnya perasaan banggaku terhadap idolaku, Iker Cassilas sampai-sampai aku menangis karena ia kalah.

             Semenjak saat itu, aku mengenal satu demi satu pengetahuan tentang sepakbola, seingatku, aku pemain timnas Jepang  yang memakai topeng, aku kira dia pahlawan di tim tersebut ataukah seseorang dengan rahasia di wajahnya dan kelakuannya, aku perhatikan terus pemain itu tetapi tidak ada perbedaan yang berarti dari permainannya, lalu aku paling ingat kecurangan dalam sepakbola menurutku adalah disaat pemain yang berada dekat dan membelakangi garis tepi lapangan, ketika dikawal oleh pemain dari tim musuh, maka ia menendang bola sekeras-kerasnya hingga mengenai tubuh pemain dari tim musuh itu dan kemudian memantul hingga melewati garis tepi lapangan sehingga si penendang tadi mendapatkan lemparan ke dalam, itulah pemikiran-pemikiran kecilku soal sepakbola saat aku masih menjadi pemula dalam hal pengamatan sepakbola, aku pun mulai membaca koran, melihat skor pertandingan  sepakbola, tentu dalam rubrik olahraga di koran, hal yang sering ditulis adalah liga-liga Eropa, oleh sebab itu saya sering sekali membaca mengenai tentang hal tersebut terutama Manchester United, saat itu Manchester United cukup digdaya dengan sosok seperti Ruud Van Nistelrooy yang sering sekali kulihat namanya tercantum sebagai pencetak gol di bacaan surat kabar, atau David Beckham yang pertama kali ku kenal lewat tendangan jarak jauhnya dari luar kotak penalti, hal yang membuat aku salut adalah pesepakbola mampu menendang ke arah gawang dengan akurasi tinggi (dalam hal ini ke pojok atas) dan dengan jarak yang cukup bahkan sangat jauh, saat itu aku mengagumi kekuatan sang penendang, gol yang pertama kali kukagumi adalah gol dari David Beckham. Aku sering melihat di surat kabar, Manchester United sering memenangkan pertarungan sepakbola, aku lihat juga klasemennya,  dari klasemen terlihat jumlah poinnya sementara, lalu aku bandingkan dengan Klub dari liga-liga top Eropa lain, meskipun Manchester United tidak berada di urutan teratas bila aku urutkan dengan liga-liga top Eropa lainnya, tetap saja aku lebih menyukai Manchester United, aku sangat senang bila ayahku telah membeli koran dan aku membaca berita tentang kemenangan Manchester United di setiap minggunya, aku memang tidak mengetahui saat itu bahwa Manchester United bukanlah klub kebanggaan masa kecilku ketika pertama kali ku mengetahui sepakbola, ya memang benar, Liverpool berbeda dengan Manchester United, aku mengira Manchester United itu adalah klub yang pertama kali ku sayangi karena bajunya merah, sama dengan klub Liverpool, tetapi pada akhirnya ku tahu bahwa Manchester United adalah klub yang berbeda dan aku terus menyukai Manchester United karena saat itu peringkat di klasemennya lebih baik dibanding Liverpool.

             Saat aku menginap ke rumah Embah Kakung dan Embah Putri-ku di daerah Sunter, Jakarta Utara, aku sering begadang untuk menonton sepakbola, pertandingan yang kuingat adalah ketika Manchester United berhadapan dengan Fulham, yang kalau tidak salah pada saat itu Fulham masih diperkuat oleh Louis Saha, saat itu Manchester United mampu menang atas Fulham, sebelumnya ketika aku menonton Manchester United bertanding melawan Fulham, Manchester United tidak bisa menang dan permainannya jauh dari harapan, dari situ kukira Fulham punya kekuatan magis yang dengan hebatnya tidak mampu dikalahkan oleh Manchester United, saya keringatan menonton pertandingan Manchester United melawan Fulham karena saya menganggap, bagaimanapun caranya Manchester United tidak bisa mengalahkan Fulham, begitu bodohnya diriku yang masih kecil karena menyangka sesuatu yang tidak mungkin terjadi dalam dunia sepakbola.

               Masa kecilku memiliki liburan yang indah, ketika aku menginap di rumah Embah Kakung dan Embah Putri-ku dulu, aku selalu menonton film di pagi hari, lalu tidur siang, terkadang diperbolehkan bermain computer, aku selalu lupa password yang diberikan oleh pamanku dan aku selalu menanyakan lagi ketika aku menyalakan komputer pada kesempatan selanjutnya, aku senang bila diperbolehkan tidur di kamar pamanku yang biasa kupanggil Le Eko, aku senang menyalakan kipas anginnya dan bereksperimen dengan  kecepatan kipas anginnya serta tombol-tombol mode kipas tersebut. Saat malam menjelang, aku selalu disajikan alpukat yang telah diberi gula dan juga air sedikit lalu dihaluskan dengan menggunakan sendok oleh Embah Putri, kemudian ketika aku mengetahui jadwal sepakbola di pagi, siang atau sore hari, aku pun menonton pertandingan sepakbola tersebut di malam harinya, kadang kala aku ditemani oleh Embah Kakung dan ia menanyakan informasi tentang para pemainnya, aku pun mencoba menjelaskan sebisaku meskipun hanya sedikit saja yang bisa kusampaikan. Malam hingga dinihari aku menonton sepakbola, dinihari adalah waktunya Liga Spanyol dikala ku kanak-kanak, kalau tidak salah aku menonton pertama kalinya di musim 2002/2003, saat itu aku memiliki rasa suka kepada klub Valencia, tetapi tidak sebesar rasa suka ku kepada klub Manchester United, kala itu Valencia menyajikan penampilan yang atraktif, aku sangat menyukai kemampuan Pablo Aimar dalam mengolah si kulit bundar, mungkin karena pada saat itu aku belum terlalu mengerti soal sepakbola, aku mengetahui ia pemain hebat karena ia sering tersorot kamera, selain itu aku pun menyukai Canizarez, kipper Valencia yang rambutnya ber-style layaknya landak, lalu aku pun mengetahui kemampuan David Abelda sebagai bek, itulah pengetahuan awalku tentang Liga Spanyol, hal yang menarik adalah ketika aku bosan menonton, aku sesekali membalikkan badan dan menonton secara terbalik, aku merasa sangat geli bila mereka melakukkan dribble dan menendang secara terbalik alias melawan gravitasi, hahaha.


-Aku adalah bumi yang merindukan bintang, nampak begitu terang meski begitu jauh, oh bintang.... sinarmu hangatkan malamku-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar