Nama: Aditya Siswantara
Kelas: 2EB01
NPM: 20212254
-Ini bukan tulisan yang saya buat, saya hanya membantu menyebarkan saja-
-Ini bukan tulisan yang saya buat, saya hanya membantu menyebarkan saja-
SI TUKANG KAYU
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari
pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan
keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja,
ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin
beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama
istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang
pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan
sebuah rumah untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan
pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin
segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia
mengerjakan proyek itu. Ia cuma
menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya
bukanlah sebuah rumah terbaik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya
dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu
datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. "Ini adalah rumahmu," katanya,
"hadiah dari kami."
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya.
Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk
dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang berbeda. Kini ia harus tinggal di
sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala,
banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih
berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang terbaik. Bahkan, pada
bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada
akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan selama
ini dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan
sendiri dengan penuh ketidak sempurnaan karena semata kelalaian kita.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula, pastilah kita
akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda. Renungkan bahwa kita
adalah si tukang kayu. Kehidupan yang kita jalani, tak ubahnya kita sedang
membangun sebuah rumah untuk kita tempati nanti selamanya. Apabila kita
sungguh2 dalam menjalani kehidupan ini dengan penuh kebaikan, maka rumah yang
akan kita tempatipun akan terasa nyaman, namun apabila kita menjalani kehidupan
ini dengan penuh keburukan, maka yang kita rasakan nantipun tidak akan jauh
berbeda. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah
akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini.
Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita,
karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
"Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri dan
hasilnyapun akan dirasakan sendiri".
Semoga kita bisa memanfaatkan sisa usia dengan penuh
kebaikan.
Amin
CATATAN:
(PADA DASARNYA KITA SEMUA ADALAH
„TUKANG KAYU“)
“Pengarang cerita ini adalah
rintik hujan yang membasahi bumi, kecil, sedikit tapi
berarti"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar