Nama: Aditya Siswantara
Kelas: 2EB01
NPM: 2021 2254
-Ini bukan tulisan yang saya buat, saya hanya membantu menyebarkan saja-
-Ini bukan tulisan yang saya buat, saya hanya membantu menyebarkan saja-
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya dulu semasa
kuliah S1 di salah satu universitas di
Amerika. Waktu itu saya tinggal dengan 3 orang yang beda agama : Catholic, Atheist dan Agnostic. Saya sebagai muslim selalu
ditanya macam-macam oleh ketiga roomate
saya ini. "Mengapa harus shalat 5 kali sehari?", "Mengapa harus
wudhu?", "Mengapa harus basuh 3-3 kali",
"Mengapa shalat harus gerakannya begitu?",
"Mengapa
nggak boleh makan babi?", etc, etc.
Pertama
kali saya bingung bagaimana menjelaskan secara simple dan masuk logika mereka yang sejak kecil berlatar belakang
non muslim itu.
Saya cuma bisa jawab "This is based on the laws of Allah".
Mereka cuma bisa jawab :"Well, you accept those laws without questioning them?!
" Saya cuma bilang "For you, your faith, for me, my faith."
Suatu hari, ketika salah satu dari mereka (agnostic) sedang memasak air, saya ada
ide bertanya padanya: "Mengapa air harus mendidih 212 F ?(100 C) mengapa tidak lebih atau kurang? Mengapa atom punya 7 lapisan ?
Mengapa planet di tata surya cuma ada 9 ?
Mengapa mata anda 2 tidak 3, atau 1? etc.etc. Pokoknya
saya tanya semua yang berhubungan dengan numbers in the nature. Saya tanya lagi "Why do you accept all those laws without
questioning them ?" Teman saya cuma bisa tersenyum dan menjawab,
"You got me this time!".
Pernah mereka bertiga bertanya kepada saya: "If we die as a non Moslem who do not believe
in Islam, will we go to hell in hereafter?" Saya ambil Al Qur'an English translation, saya tunjukkan
ayat-ayat yang menjelaskan bahwa mereka yang mereject atau memilih agama selain
Islam, tidak akan diterima amal mereka oleh Allah SWT, dan di akherat mereka
akan merugi. Saya katakan pada mereka: "Yes, if you reject Islam, you reject your creator, you will go to hell
"
Saya tidak mau berbasa-basi dengan mereka dengan
berkata "Oh, nggak, asal kamu berbuat
baik, you'll be fine..." atau
"Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, kita semua sama ciptaan-Nya, Dia tidak
akan
memasukkan kalian ke neraka...".Tapi saya katakan
apa adanya. Hasilnya? Mereka yang
tadinya tidak pernah membaca buku-buku Islam, setelah kejadian itu, meminjam
buku-buku Islam saya untuk dibaca.
Bahkan hampir setiap kali sebelum tidur, kita berempat
selalu berdiskusi tentang Islam.Alhamdulillah, sampai
saya lulus, pemikiran mereka yang keliru tentang Islam telah hilang, dua roomate saya yang Catholic dan Agnostic bahkan
beberapa kali datang ke masjid. Mereka berdua bahkan mencoba berpuasa di bulan Ramadhan
bersama saya. Mereka berdua bertanya kemungkinan
Mereka masuk Islam. Si Atheist sendiri berubah status
dari tidak percaya adanya Tuhan, menjadi Agnostic
yang percaya tapi masih mencari kebenaran mengenai agama-agama di dunia.
Saya tidak pernah menyangka akan begini hasilnya ketika
saya tegas menjawab pertanyaan mereka. Kalau saya tidak tegas, mungkin mereka
tidak akan takut akan possibility masuk neraka, mungkin mereka akan tenang-tenang saja tidak berusaha
mencari tahu sincerely apa itu Islam, dan kemungkinan lainnya yang bisa menghalangi
mereka dari cahaya kebenaran Islam.
Pernah saya diundang ke pesta oleh seorang teman non
muslim di rumahnya yang megah (seperti Castle). Bapaknya, jendral di army,
ibunya salah satu konglomerat di Amerika. Di belakang rumahnya saja ada tempat
parkir helicopter. Ketika saya
ditawari minum wine (alcoholic beverage),
saya bilang "I am sorry, I am a Moslem,
I don't drink alcohol " Mereka langsung salut, dan bertanya-tanya tentang
Islam. Bahkan bapaknya teman saya
langsung membawa saya ke ruang belajarnya.
Saya kaget sekali ketika saya lihat didinding terhampar
sajadah bergambar Ka'bah.
Di meja belajarnya ada Al Qur'an. Dia bilang dia beli itu semua ketika perang Desert Storm (perang Badai Gurun - Irak).
Dia salut dengan ajaran Islam. Bahkan dia katakan lagi banyak anak buahnya di army (hundreds of them) yang masuk Islam
pada perang Desert Storm. Dia sendiri
sedang mempelajari Islam. Waktu itu saya benar-benar tertegun ketika diajak
ngobrol oleh Si Jendral ini.
Dia bilang bahwa Moslems
di Amerika harus bisa melobby White House
terhadap policy di MidEast dan Islamic world in general. Dia bilang
lagi bahwa kebijakan di Amerika banyak dipengaruhi oleh lobby Jews (Yahudi). Saya kaget mendengar uraian ini dari seorang
Amerika kulit putih yang non muslim dan dari Angkatan Bersenjata pula. Padahal
obrolan ini semua berasal dari omongan
saya bahwa saya tidak minum alcohol karena
saya muslim...mungkin kalau saya malu-malu berucap saya muslim tentunya dia
tidak akan 'curhat' kepada saya tentang hal-hal di atas...Pernah pula, sewaktu
hendak berlibur ke Indonesia, saya dan teman saya shalat di corner
salah satu gedung di Chicago Intern'l Airport.
Selesai shalat, ada dua orang pilot berdiri menatap kami tidak jauh dari tempat
kami shalat. Seorang darinya mendekati dan menyalami kami, menjabat tangan
kami, sambil bertanya dari mana kami berasal.
Dia merasa senang melihat orang Islam yang taat menjalankan agamanya. Bahkan diberinya
kami kartu namanya dan berpesan jangan segan-segan mengontak dia kapan saja.
Masya Allah, tadinya sebelum saya ke Amerika saya tidak
menyangka masih ada orang-orang di Amerika yang seperti itu. Sebagian dari
mereka berhati hanif (lurus) dan masih
mencari-cari kebenaran.Tugas kita sebagai Muslim menyampaikan dakwah kepada
mereka. Kalau kita berpaham agama itu sama, buat apa lagi berdakwah ? Toh,
masuk Islam atau tidak, mereka tetap saja selamat (kalau asumsinya semua agama
itu sama).Begitu pula dalam dakwah, kadang-kadang memang harus tegas dan memberikan
peringatan, di samping dengan tutur kata yang baik dan bijaksana (pembawa kabar
gembira dan peringatan).
Mudah-mudahan Allah menunjuki hati-hati mereka yang
masih sincerely seeking for the truth di mana saja mereka berada....
Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
"Penulis pengalaman ini adalah rintik hujan yang membasahi bumi, kecil, sedikit tapi berarti"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar