Nama: Aditya Siswantara
Kelas: 2EB01
NPM: 2021 2254
Tertekan ku menyingkir,melenggang petir tertawai
nasib buruk bagi si lelah,
begitu lelahnya si lelah,ia tak mampu
menyelesaikan upayanya mengejar angan,
Ia tetap tertinggal, jauh dari padang
rumput,
Keindahan ketika berbaring disana
ditemani hujan itu telah lenyap dari khayalan,
Si lelah itu adalah aku,
Gerakan leher menemani nasibku yang
semakin sendiri,
Itu tanda ku lelah, mengupayakan yang
terbaik bagimu,
Tenaga ku habis, kini ku terlelap
tanpa mimpi indah,
Aku tidak pernah ingin tertabrak
buruknya detik,yang meluangkan sakitnya untukku,tak perlu sekali lagi kau
membaginya,
Membuatku sungguh tidak ingin
merasakan angin dari sudut manapun,
Kini ku teringat, ada apakah dengan
hembusan asaku?,apakah ia sudah berhenti tanpa ku ketahui,
Apakah aku yang terlambat hadir
menjemput keringnya cintaku,
Mungkin karena terlalu lama ku mencari
kepastian cintamu,
Hingga aku terhalangi dan tak mampu
untuk melihat sudut pandang pintu yang lain,
Itulah dirimu,
Tak usah kau menimbulkan aroma
tangisan kalau kau tidak mengerti aku mungkin akan menghiburmu,
Sia-sia ku hanyut dalam senyummu
karena kau seakan menghilangkan panah hatimu yang masih kucari,
Tak ada gunanya menahan rasa sakit
dari setiap hinaanmu,
Jelas kau hanya menginginkanku disaat
kau butuh, sedang kau tak ada disisiku saat ku butuh,
Lupakan aku yang hanya perapian kecil,
Yang cahayanya takkan mampu menyinari
wajahmu yang manis,
Lagipula aku bukan api unggun seperti
yang kau harapkan,
kau boleh meniup aku kalau kau mau
membuatku mengabu dan mengelabu selamanya
-Penulis puisi ini adalah rintik hujan
yang membasahi bumi, kecil, sedikit, tapi berarti-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar