Nama: Aditya Siswantara
Kelas: 2EB01
NPM: 2021 2254
-Ini bukan cerita yang saya buat, saya hanya membantu menyebarkan saja-
Kelas: 2EB01
NPM: 2021 2254
-Ini bukan cerita yang saya buat, saya hanya membantu menyebarkan saja-
Resi itu bertanya pada muridnya, "Apa yang engkau
lihat?"
ketika sang murid sedang bersiap memanah sasarannya:
seekor
burung merpati yang hinggap di atas ranting.
"Aku melihat seekor burung, pepohonan, dan
pegunungan di
belakangnya," jawab sang murid.
"Sudah, tak perlu dilanjutkan. Letakkan busur dan
anak
panahmu," tukas Sang Guru sambil tersenyum pahit.
Datang murid yang lain, dan diajukan pertanyaan yang
sama.
Kali ini sang murid yang bertubuh tambun itu menjawab,
"Aku
melihat daging merpati yang sedang dibakar!"
"Sudah, tak perlu dilanjutkan"
Begitulah bergiliran para murid mengantri untuk bersiap
memanah dan kemudian menghadapi pertanyaan yang sama.
Tidak
seorangpun diijinkan memanah karena dianggap gagal
menjawab
pertanyaan Sang Guru.
Sampai tiba giliran seorang murid (Mahabharata
menyebut nama
murid ini: Arjuna). "Apa yang kau lihat,
anakku?" tanya Sang
Guru.
"Aku melihat leher burung merpati"
"Ah..coba kau lihat lagi," Sang Guru masih juga
bertanya.
"Aku melihat leher burung merpati!" dan
meluncurlah panah
Arjuna tepat menancap di leher burung merpati.
Dua puluh tahun yang lalu, saya baca kisah tersebut.
Sekarang, di saat hendak sholat, saya mencoba bertanya
pada
diri
sendiri, "Apa yang engkau lihat? Jawaban itu akan
menentukan
seberapa jauh 'panah' sholat saya akan melesat dan
mi'raj
menuju 'Arasy ilahi. Dan sudah 20 tahun saya mencoba
untuk
melihat 'wajah-Nya' dan hanya 'wajah- Nya' di saat
bibir
saya mengucap Allah Akbar!. Dan saya masih juga gagal.
Yang
saya lihat adalah sajadah, dinding yang berwarna pucat,
butiran
air wudhu yang jatuh dari wajah saya, dan pikiran
yang
berkelana kemana-mana. Dua puluh tahun sudah 'panah'
sholat saya melesat entah ke mana, saya sangat kagum dengan
cara Ali bin Abi Thalib shalat dengan khusyu ditengah
kesakitan yang amat parah, berikut ini kisahnya:
"Apakah engkau sakit?" tanya seorang sahabat
ketika melihat
Ali bin Abi Thalib sedang mengambil air wudhu. Sahabat
ini
melihat tubuh Imam Ali terguncang dan wajahnya pucat. Ali
hanya menjawab, "Tahukah engkau bahwa sebentar lagi
aku akan
berdiri di depan siapa?"
Beberapa tahun kemudian, Imam Ali dibokong dari belakang.
Panah menancap di tubuhnya. Sahabatnya hendak
mengeluarkan
senjata tajam itu dari tubuhnya. "Ini akan sakit
sekali...bisakah engkau menahan rasa sakit ini?"
tanya sang
sahabat.
"Biarkan aku sholat menghadap Tuhanku...saat aku
sholat,
cabutlah panah itu!"
Ingin rasanya saya bertanya dan belajar pada Imam Ali
bin Abi
Thalib saat beliau akan memulai sholatnya, "Apa
yang engkau
lihat?"
Ketika panah dikeluarkan dari tubuh beliau, 'panah'
sholat
beliau sedang melesat menembus langit ketujuh dan
tepat
berdiri dihadapan 'wajah' Ilahi!
"Pembuat cerita ini adalah rintik hujan yang
membasahi bumi, kecil,
sedikit tapi berarti"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar